Powered by Blogger.

Translate

Flag Counter

Blogroll

BEDOUINS OF BANTEN-INDONESIA(SUKU BADUY)

Bedouins / Bedouin is a sub-group of indigenous peoples in Indonesia Sundanese, and they are one of the groups that implement isolation from the outside world.

MT. PULOSARI OF PANDEGLANG-INDONESIA

volcano in Pandeglang, Banten, Indonesia. Although no data eruptions that have occurred, but there is fumaroles activity that occurs in the caldera wall with a depth of 300 meters.A height of 1.346 meters (4.416 feet).

SHARK TEETH BEACH OF LAMPUNG - INDONESI

Taper-shaped cluster of rocks scattered among the waves. The shape resembles a shark's teeth are pointy so called Shark Tooth Beach.This beach is a hidden paradise for its beauty sneak in isolated locations and not many visitors.

KARANGANTU COASTAL FISHING PORT BANTEN - INDONESIA

Karangantu port is the second largest port after port of Sunda Kelapa in Jayakarta said Tom Pires, a merchant who also pharmacists from Portugal.It is recorded in the book "Understanding of Historical and Archeological City of Banten Lama" by Uka Tjandrasasmita, Hasan M Ambary, and Hawany Michrob..

MY ADVENTURE

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Search This Blog

Friday, 28 October 2016

ARUNG JERAM DI DEKAT PRASASTI PENINGGALAN KERAJAAN TARUMANEGARA

Cianten Rafting terletak di Desa Ciaruteun Ilir, kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor yang juga sangat dekat dengan Situs Peninggalan kerajaan Tarumanegara yaitu Prasasti Ciaruteun atau masyarakat mengenalnya dengan nama Prasasti Batu Tulis.Tempat ditemukannya prasasti ini merupakan bukit (bahasa Sunda: pasir) yang diapit oleh tiga sungai: Ci Sadane, Ci Anten dan Ci Aruteun. yang juga merupakan jalur Arung jeram yang akan kita lalui.Tak jauh dari prasasti ini, masih dalam kawasan Ciaruteun terdapat Prasasti Kebonkopi I.
Pada tahun 1863 di Hindia Belanda, sebuah batu besar dengan ukiran aksara purba dilaporkan ditemukan di dekat Tjampea (Ciampea), tak jauh dari Buitenzorg (kini Bogor). Batu berukir itu ditemukan di Kampung Muara, di aliran sungai Ciaruteun, salah satu anak sungai Cisadane.[1]:15 Segera pada tahun yang sama, Prasasti Ciaruteun dilaporkan oleh pemimpin Bataaviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional) di Batavia. Akibat banjir besar pada tahun 1893 batu prasasti ini terhanyutkan beberapa meter ke hilir dan bagian batu yang bertulisan menjadi terbalik posisinya ke bawah. Kemudian pada tahun 1903 prasasti ini dipindahkan ke tempat semula.
prasasti ciaruteun

Pada tahun 1981 Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengangkat dan memindahkan prasasti batu ini agar tidak terulang terseret banjir bandang. Selain itu prasasti ini kini dilindungi bangunan pendopo, untuk melindungi prasasti ini dari curah hujan dan cuaca, serta melindunginya dari tangan jahil. Replika berupa cetakan resin dari prasasti ini kini disimpan di tiga museum, yaitu Museum Nasional Indonesia dan Museum Sejarah Jakarta di Jakarta dan Museum Sri Baduga di Bandung

Nah, Kebayang enggak sih berarung jeram tetapi sekaligus mengingat dan belajar kembali sejarah?????
Cianten Rafting Sendiri berhulu di Pegunungan Halimun-Salak.Jeram-jeramnya pun sangat memacu adrenalin , buat teman-teman yang hobby olahraga extreme patut untuk coba.

Paket Arung Jeramnya terbagi dalam 2 paket :
1.Paket 5 Km    ( 1 jam)
2.Paket 12 Km   (2-3 Jam)

Fasilitas :
1.Makan siang
2. Welcome Drink
3..Snack
4.Dokumentasi
5.Guide
6.Rescue
7.Equipment
8. Asuransi
9. Transportasi Lokal



Untuk menuju ke lokasi dari jakarta dapat keluar di pintu tol sentul city/Lingkar Luar Bogor menuju kearah Jl.K.H Sholeh Iskandar ,Kompleks yasmin,bubulak menuju kampus IPB Dramaga.

Untuk Reservasi hubungi
Onyi
 Hp       : 082210992273
WA       : 082210992273
Email     : Noniwida@gmail.com






Tuesday, 10 May 2016

Tuesday, 22 December 2015

GUNUNG SALAK (2.221 mdpl /7.287 kaki)

perjalannan kali ini saya lakukan ke Gunung salak yang masuk wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Perjalanan saya lakukan bersama 6 orang teman saya berasal dari daerah cibinong dan bogor. Tujuan kami adalah Puncak manik 1 melewati jalur Cimelati-Cicurug Sukabumi.

Sebelum melakukan pendakian kami singgah terlebih dahulu di rumah salah satu warga yang sering kami sebut mang ukar untuk bermalam karena pendakian kami lakukan pada keesokan harinya.dan pada pagi hari, kami bersiap-siap dan berkemas untuk mleakukan pendakian dengan mengecek kembali peralatan dan kelengkapan sesuai standar dan prosedur pendakian. dan saat kami rasa cukup kami memulai pendakian dengan berdo'a terlebih dahulu.

Selama perjalanan sebelum pos 1 kami mendapati beberapa Villa di kanan dan kiri jalan yang kami lewati, sebenarnya kami bisa saja menyewa jasa ojek untuk sampai ke pintu pendakian, melihat jarak yang lumayan jauh,namun kami lebih merasa nyaman dengan berjalan kaki.dan setelah melewati pintu gerbang pendakian kita akan disugukan pemandangan perkebunan warga yang indah dan menyejukan sekaligus membuat kami semangat dalam perjalanan.

 Tidak terasa akhirnya kami sampai pada villa terakhir di persimpangan jalan menuju pintu hutan pendakian dan kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sekitar 15 menit dan melanjutkan perjalanan kembali dengan disuguhkan vegetasi hutan yang rapat dan sejuknya udara yang kami hirup. dan setelah itu kita akan sampai pada persimpangan jalan, jalan lurus menuju ke arah air terjun dan untuk ke puncak salak kita harus melewati ke jalur yang sebelah kiri dan tantangan pun dimulai  karena perjalanan menanjak kita mulai darisini.

Tidak terasa waktu berjalan akhirnya kami sampai di pos 1 dan kami beristirahat sejenak sekaligus menunggu 2 orang teman yang masih tertinggal dibelakang dengan menikmati snack yang kami bawa untuk menambah asupan tenaga. Setelah teman kami sampai dan beristirahat,akhirnya saya dan satu teman saya melanjutkan perjalanan terlebih dahulu karena kami ingin mendirikan tenda dan mempersiapkan masakan untuk makan malam mengingat cuaca sedang tidak bersahabat dan dimungkinkan akan turun hujan.

Akhirnuya kami sampai di pos 2, di pos ini terbilang cukup luas untuk mendirikan beberapa tenda tetapi kami tidak melakukan camp disini. disini kami berdua beristirahat sejenak dengan mengatur pernafasan sekaligus membersihkan beberapa sampah yang berserakan dan diantaranya ada satu botol bekas minuman isi ulang yang ternyata berisi air seni, sungguh miris sekali.



Dan kami pun melanjutkan perjalanan dan samai di pos 3 dan jarak antara pos 1 dan 2 terbilang cukup dekat. Dan di pos 3 ini merupakan pos yang tersedia untuk mengambil air bersih dari saluran pengairan pipa untuk warga setempat. kami pun mengisi 5 botol kosong air mineral yang sengaja kami bawa. Kesempatan ini npun tidak kami sia-siakan karena setelah kami melewati pos ini tidak akan ditemukan lagi aliran air.setelah perbekalan air kami rasa cukup kamu pun melanjutkan perjalanan kembali menuju lokasi camp antara pos 3 dan 4 ada selter cukup untuk mendirikan 4 buah tenda.

Disini kita akan merasakan perjalanan yang cukup berat karena perjalanan terus menanjak dengan jalur akar-akar pepohonan disepanjang perjalanan yang kami lewati,dan puji syukur kepada sang maha pencipta akhirnya kami sampai di selter yang kami tuju dan kami pun langsung mendirikan tenda yang kami bawa setelah tenda berdiri tidak lama kemudian hujan turun dengan lebatnya. sambil menunggu 4 teman yang masih dalam perjalanan, saya dan teman saya akhirnya memutuskan untuk membuat cemilan goreng singkong. dan menyiapkan masakan untuk makan malam kami ber 6. tidak lama kemudian teman-teman yang lain pun datang dan saya suguhkan goreng singkong yang hangat sebagai pengisi perut yang keroncongan tentunya hehhe

malam pertama kami lewati didalam tenda merasakan sejuknya malam itu, hingga pada pagi hari sebelum melakukan pendakian ke puncak kami sarapan pagi terlebih dahulu dengan menu cah gunung (perpaduan antara mie instant dan beberapa sayuran lainnya). Dalam perjalanan ke puncak kita akan disuguhkan pemandangan yang sangat indah baik margasatwa dan tumbuhannya. dan sampai di pos 4 cukup untuk mendirikan 1 tenda.

sesampainya di pos 5 saya mendapati genangan air yang cukup jernih, puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa akhirnya kami bisa menemukan air untuk mengisi perbekalan air yang sudah hampir habis. sebelum kami mengambil air tersebut tentunya kami menggunakan standar SOP yang berlaku.

Perjalan kami lanjutkan kembali sampai di pos 6, yang artinya sebentar lagi kita dan sampai di pos terakhir yaitu pos 7 sekaligus puncak manik salak 1.betapa gembiranya kami setelah sampai di puncak sambil diguyur hujan yang deras dan kami berteduh di sebuah gubug yang bersebelahan dengan sebuah makam. di gubug tersebut kami memasak mie instant sebegai pengisi perut kami yang sangat lapar.setelah hujan reda kami berfoto-foto dan menempatkan diri untuk mengambil beberapa buah rushberry yang tersedia.

setelah puas akhirnya kami memutuskan kembali turun ke lokasi camp dan bermalam sekali lagi dan kembali lagi pada keesokan harinya.

Friday, 6 November 2015

KPGBS ON MT. LEMBU (780 MDPL)



Gunung Lembu terletak di Kp. Panunggal RT 006/003 Ds. Panyindangan Kec. Sukatani Purwakarta. dapat dikunjungi dengan mengambil rute keluar tol Ciganea-Purwakarta, belok kanan ke arah jalan raya Sindangkasih tinggal mengikuti jalan dan petunjuk yang ada sampai tiba di pos pelaporan. Gunung Lembu dengan ketinggian 780 mdpl,namun Jangan tertipu oleh ketinggiannya, Gunung Lembu memberikan jalur pendakian yang cukup menantang dan melatih otot-otot kaki kita. 

 Di Pos Pendakian kita wajib mendaftar pada tanggal berapa kita naik dan berapa orang peserta rombongan pendakian. Di pos tersebut kita akan diberikan peta jalur pendakian untuk membantu menunjukan pilihan jalur.Jika ingin memilih jalur mendaki yang cukup menantang dengan kemiringan tanah sekitar 60 derajat anda bisa mengambil jalan lurus Batu Lembu. Jalur lain adalah melalui Pasirompang yang memberikan jalur sedikit memutar dan cukup landai. Pos Air Pasirompang menyediakan saung-saung, rumah pohon, mushola sederhana dan akses air untuk para pendaki beristirahat.


Pernah terpikir untuk menatap waduk Jatiluhur dari ketinggian? Selama ini memang tidak pernah terlintas ada dataran tinggi di sekitar waduk dengan pemandangan hampir 180 derajat. Nyatanya di sekitar waduk terdapat beberapa gunung yang bisa di daki dengan view langsung menghadap ke waduk Jatiluhur ini. Yang bisa kami petakan di sisi Purwakarta adalah Gunung Bongkok, Parang dan Lembu, ketiganya memiliki ketinggian rata-rata 700-1000 mdpl, hanya Lembu yang memiliki tingkat kesulitan paling mudah dan bisa di daki tanpa perlu keahlian khusus. 

Melewati gapura, tanjakan dengan kemiringan 45 derajat menembus hutan bambu langsung menyambut, Tanjakan ini mampu membuat mental orang down di awal pendakian. Kurang lebih 25 menit perjalanan terus menanjak, 

Setelah itu akan menemukan tanah lapang dengan gazebo di samping pohon jengkol. Katanya di tanah lapang ini sering digunakan oleh warga sekitar untuk menggembalakan sapi sehingga dari situlah muncul nama gunung Lembu.
Tanjakan ke 2 ini berlangsung sekitar 25 menit lagi, setelah itu jalur datar menyambut dengan ditandai makam keramat Mbah Jongrang Kalipitung, disinilah puncak pertama dari Gunung Lembu. 


Dari sini perjalanan sudah lebih mudah tapi cukup menantang karena kami harus menyusur jalan setapak dengan jurang di kanan kiri. Perjalanan menantang seperti ini akan terus menemani sampai bertemu di puncak kedua yang ditandai dengan makan keramat Mbah Raden Suryakencana.

Setelah melewati Punggung 3 dan jalur berbatu, kita akan menemui lokasi perkemahan yang cukup kecil. Untuk menikmati panorama alam, kita harus turun kembali menuju Batu Lembu. Di Batu Lembu yang luas ini kita bisa menyaksikan Waduk Jatiluhur, Tebing Parang dan alam sekitar.

Gunung Lembu, relatif mudah untuk yang biasa mendaki gunung. Karena masih minimnya trayek angkutan umum menuju desa Panyindangan, kita bisa menyewa pick up untuk sampai basecamp titik pendakian terdekat. Pemandangan di Puncak Batu Lembu tersaji sangat indah, membuka hari melihat elok sang mentari jadi kegiatan kami di puncak. panorama alamnya yang sangat indah, kitabisa melihat keindahan Waduk Jatiluhur dari ketinggian. Jika malam hari kita bisa melihat lampu - lampu karamba yang menyala seperti layaknya citylight





----SALAM LESTARI-----